Ignatius Piazza adalah salah satu ahli pelatihan senjata api yang paling luas dan berpengalaman dalam masyarakat hari ini. pengetahuan dan keahlian telah memungkinkan dia untuk membuka dan mengoperasikan Front Sight Firearms Training Institute, sekolah pelatihan senjata api yang paling menghadiri hari ini. Tapi, Dr. Ignatius Piazza tidak selalu menjadi senjata api pelatihan raksasa dia hari ini.
Dr Ignatius Piazza mulai hidupnya sama seperti orang lain. Dia adalah rata-rata, anak yang normal yang memiliki bakat untuk mendapatkan masalah saat di sekolah dasar. Sebagai seorang remaja, ia memiliki kecenderungan rata-rata tidak tahu apa yang dia ingin lakukan dengan hidupnya. Ia menjadi Chiropractor dan nya seperti terus normal sampai segalanya berubah pada tahun 1985.
Dr Ignatius Piazza duduk di rumahnya dengan keluarganya satu malam naas pada tahun 1985. Dia melakukan hal-hal normal bahwa seorang ayah dan suami lakukan. Dia bekerja di siang hari, sebagai chiropractor, dan kemudian kembali ke rumah untuk keluarganya di malam hari. Tidak ada banyak perbedaan antara Dr. Ignatius Piazza dan laki-laki lain seusianya sampai malam itu. Sambil menonton televisi, tiba-tiba ia mendengar decitan ban dan tembak meledak di jalan-jalan di luar rumahnya. Seperti peluru menembus dinding rumahnya, Dr. Ignatius Piazza meraih istrinya dan memukul lantai. Sambil berbaring di lantai rumahnya, memegang dan melindungi istrinya, dan mendengarkan kekacauan yang berlangsung di luar rumahnya, Dr. Ignatius Piazza bertanya-tanya hal yang sama bahwa siapa pun dalam situasi itu akan bertanya-tanya. Apa yang bisa dia lakukan, jika sesuatu? Setelah semua, itu adalah tanggung jawabnya untuk melindungi keluarganya. Meskipun ia memiliki dua senjata sendiri, mereka tidak ada gunanya dia sekarang, karena mereka aman terkunci. Pada saat itu, Dr. Ignatius Piazza, Chiropractor dan manusia keluarga, menyadari apa yang harus ia lakukan. Dia memutuskan bahwa ia akan memastikan keluarganya tidak akan pernah lagi dimasukkan dalam situasi kerentanan seperti ini.
Dr. Ignatius Piazza kemudian mulai mencari beberapa instruktur top dunia dalam pelatihan senjata api. Dia tidak hanya mengikuti kursus pelatihan untuk belajar untuk dirinya sendiri, tetapi juga mendekati kelas dengan mentalitas bahwa suatu hari dia akan mengajar orang lain cara aman menangani dan mengoperasikan senjata api secara defensif.
Dr Ignatius Piazza tidak belajar semua yang dia tahu tentang semalam pelatihan senjata api. Bahkan, membawanya bertahun-tahun. Tahun-tahun terlibat berbagai tingkatan yang berbeda-beda dari pelatihan dan tes untuk mendapatkan keahlian dia hari ini. Salah satu tes sehingga ia mencari merupakan ujian menantang kecepatan, penanganan senjata, dan keahlian menembak. Tes ini sangat menantang bahwa dalam 14 tahun hanya satu orang telah mampu melewati dengan sukses. Itu sampai Dr. Ignatius Piazza memutuskan sudah waktunya bagi dia untuk mengambil tes hampir mustahil. Setelah bertahun-tahun berlatih ia mengambil tes itu, Dr Ignatius Piazza menjadi orang kedua dalam sejarah yang berhasil memperoleh Empat Senjata sertifikasi Tempur Guru. Tapi dia tidak berhenti di situ.
Dr Ignatius Piazza tahu bahwa jika ia bisa belajar banyak detail mengenai pelatihan senjata api dan belajar bagaimana menggunakan mereka senjata api untuk membela diri dan orang yang dicintainya, tidak ada alasan lain tidak bisa belajar teknik, diberikan pelatihan yang tepat. Dr. Ignatius Piazza kemudian mulai pencariannya untuk mengembangkan program pelatihan senjata api berdasarkan pengetahuan dia sendiri diperoleh. Dengan program pelatihan ini, Front Sight Senjata Api Training Institute lahir.
Selama sebelas tahun berikutnya, dengan bantuan banyak ahli senjata api, Dr. Ignatius Piazza berubah program pelatihan awal ke dalam kerajaan pelatihan senjata api. Sampai saat ini, puluhan ribu pria, wanita dan bahkan anak-anak telah mencari Dr. Ignatius Piazza dan dihadiri berbagai tahap pelatihan di Front Sight Firearms Training Institute. Melalui bertahun-tahun kerja keras dan dedikasi, Dr. Ignatius Piazza naik menjadi master dari perdagangan nya: pelatihan senjata api.
Dr Ignatius Piazza mulai hidupnya sama seperti orang lain. Dia adalah rata-rata, anak yang normal yang memiliki bakat untuk mendapatkan masalah saat di sekolah dasar. Sebagai seorang remaja, ia memiliki kecenderungan rata-rata tidak tahu apa yang dia ingin lakukan dengan hidupnya. Ia menjadi Chiropractor dan nya seperti terus normal sampai segalanya berubah pada tahun 1985.
Dr Ignatius Piazza duduk di rumahnya dengan keluarganya satu malam naas pada tahun 1985. Dia melakukan hal-hal normal bahwa seorang ayah dan suami lakukan. Dia bekerja di siang hari, sebagai chiropractor, dan kemudian kembali ke rumah untuk keluarganya di malam hari. Tidak ada banyak perbedaan antara Dr. Ignatius Piazza dan laki-laki lain seusianya sampai malam itu. Sambil menonton televisi, tiba-tiba ia mendengar decitan ban dan tembak meledak di jalan-jalan di luar rumahnya. Seperti peluru menembus dinding rumahnya, Dr. Ignatius Piazza meraih istrinya dan memukul lantai. Sambil berbaring di lantai rumahnya, memegang dan melindungi istrinya, dan mendengarkan kekacauan yang berlangsung di luar rumahnya, Dr. Ignatius Piazza bertanya-tanya hal yang sama bahwa siapa pun dalam situasi itu akan bertanya-tanya. Apa yang bisa dia lakukan, jika sesuatu? Setelah semua, itu adalah tanggung jawabnya untuk melindungi keluarganya. Meskipun ia memiliki dua senjata sendiri, mereka tidak ada gunanya dia sekarang, karena mereka aman terkunci. Pada saat itu, Dr. Ignatius Piazza, Chiropractor dan manusia keluarga, menyadari apa yang harus ia lakukan. Dia memutuskan bahwa ia akan memastikan keluarganya tidak akan pernah lagi dimasukkan dalam situasi kerentanan seperti ini.
Dr. Ignatius Piazza kemudian mulai mencari beberapa instruktur top dunia dalam pelatihan senjata api. Dia tidak hanya mengikuti kursus pelatihan untuk belajar untuk dirinya sendiri, tetapi juga mendekati kelas dengan mentalitas bahwa suatu hari dia akan mengajar orang lain cara aman menangani dan mengoperasikan senjata api secara defensif.
Dr Ignatius Piazza tidak belajar semua yang dia tahu tentang semalam pelatihan senjata api. Bahkan, membawanya bertahun-tahun. Tahun-tahun terlibat berbagai tingkatan yang berbeda-beda dari pelatihan dan tes untuk mendapatkan keahlian dia hari ini. Salah satu tes sehingga ia mencari merupakan ujian menantang kecepatan, penanganan senjata, dan keahlian menembak. Tes ini sangat menantang bahwa dalam 14 tahun hanya satu orang telah mampu melewati dengan sukses. Itu sampai Dr. Ignatius Piazza memutuskan sudah waktunya bagi dia untuk mengambil tes hampir mustahil. Setelah bertahun-tahun berlatih ia mengambil tes itu, Dr Ignatius Piazza menjadi orang kedua dalam sejarah yang berhasil memperoleh Empat Senjata sertifikasi Tempur Guru. Tapi dia tidak berhenti di situ.
Dr Ignatius Piazza tahu bahwa jika ia bisa belajar banyak detail mengenai pelatihan senjata api dan belajar bagaimana menggunakan mereka senjata api untuk membela diri dan orang yang dicintainya, tidak ada alasan lain tidak bisa belajar teknik, diberikan pelatihan yang tepat. Dr. Ignatius Piazza kemudian mulai pencariannya untuk mengembangkan program pelatihan senjata api berdasarkan pengetahuan dia sendiri diperoleh. Dengan program pelatihan ini, Front Sight Senjata Api Training Institute lahir.
Selama sebelas tahun berikutnya, dengan bantuan banyak ahli senjata api, Dr. Ignatius Piazza berubah program pelatihan awal ke dalam kerajaan pelatihan senjata api. Sampai saat ini, puluhan ribu pria, wanita dan bahkan anak-anak telah mencari Dr. Ignatius Piazza dan dihadiri berbagai tahap pelatihan di Front Sight Firearms Training Institute. Melalui bertahun-tahun kerja keras dan dedikasi, Dr. Ignatius Piazza naik menjadi master dari perdagangan nya: pelatihan senjata api.
Komentar
Posting Komentar